Kenapa Pilihan Rakyat Harus MERDEKA?


Pada Pilkada 2024 lalu, rakyat Kota Pangkalpinang mencatatkan sejarah baru: Kotak Kosong menang. Bukan karena rakyat tak tahu siapa calonnya, tapi karena rakyat sudah tahu apa yang mereka inginkan — dan itu bukan sekadar wajah baru, tapi arah baru.
Kemenangan Kotak Kosong adalah sinyal keras dari masyarakat yang sudah melek politik, cerdas membaca situasi, dan berani menyuarakan penolakan terhadap politik transaksional dan elite yang jauh dari rakyat. Tapi kemenangan itu bukan akhir. Ia adalah titik awal sebuah perjuangan panjang — perjuangan yang kini dilanjutkan oleh pasangan independen MERDEKA: Eka Mulya Putra dan Radmida Dawam.
Mengapa MERDEKA adalah pilihan rakyat?
Karena MERDEKA tidak datang dari kantor partai, tapi dari lorong-lorong perkampungan, dari dapur-dapur sederhana, dari suara marbot masjid, pedagang pasar, guru ngaji, hingga pemuda-pemudi yang selama ini hanya jadi penonton politik. MERDEKA hadir bukan sebagai penguasa baru, tapi sebagai wakil aspirasi rakyat yang sudah lama dikorbankan oleh kepentingan segelintir elite.
Eka Mulya Putra adalah pejuang dari akar rumput yang telah membuktikan pengabdiannya dalam politik dan organisasi sosial. Radmida Dawam adalah birokrat tangguh, bersih, dan berintegritas, yang sudah tiga dekade melayani warga tanpa pamrih. Keduanya memilih jalur independen karena mereka ingin kemenangan ini milik rakyat, bukan milik partai.
MERDEKA bukan janji. MERDEKA adalah gerakan.
Gerakan ini dibangun dari semangat bahwa rakyat sudah cukup sabar, cukup paham, dan kini waktunya cukup berani untuk menentukan sendiri pemimpinnya. Ini adalah panggilan bagi semua warga Pangkalpinang yang dulu memilih Kotak Kosong untuk melangkah lebih jauh — mengisi kekosongan itu dengan harapan baru, lewat pemimpin yang kita pilih sendiri.
Kenapa harus MERDEKA?
Karena rakyat yang pernah memilih diam, kini memilih bersuara.
Karena demokrasi sejati lahir dari keberanian rakyat untuk berkata:
"Kami berdaulat, dan kami tak bisa dibeli."