HIPMI Gelar "Ruang Diskusi" Bahas Krisis Sampah: MERDEKA Usulkan Transformasi Menyeluruh dari Rumah ke Teknologi

7/22/20252 min read

Pangkalpinang, 21 Juli 2025 – Persoalan sampah kota bukan lagi sekadar urusan estetika atau bau tak sedap. Ia telah menjelma menjadi krisis tata kelola, lingkungan, dan kesehatan yang membutuhkan terobosan nyata, bukan solusi tambal sulam. Itulah semangat yang diangkat dalam acara “Ruang Diskusi: 2025 Sampah Pangkalpinang Kemana?”, yang digelar oleh HIPMI Kota Pangkalpinang, Senin sore (21/7).

Diskusi publik yang digagas oleh Bidang III – ESDM, Lingkungan Hidup, dan Kehutanan HIPMI Pangkalpinang ini menghadirkan para calon wali kota untuk menguji visi mereka terhadap isu penting: krisis pengelolaan sampah, khususnya kondisi TPA Parit Enam yang disebut telah hampir mencapai batas daya tampung maksimal.

“Acara ini adalah bentuk kepedulian dan kekhawatiran kami terhadap permasalahan sampah di Kota Pangkalpinang. Kami ingin para calon wali kota ke depan punya perhatian serius, bukan hanya menjadikannya isu musiman saat kampanye,” tegas Ridho Ambari, Ketua Bidang III HIPMI Kota Pangkalpinang.

Lebih lanjut, Ridho menyampaikan bahwa penanganan sampah hari ini harus dilihat sebagai tantangan multidimensi, tapi juga sebagai peluang ekonomi jika dikelola dengan sistem yang modern dan produktif. HIPMI turut melibatkan pegiat lingkungan dan pelaku usaha pengelolaan limbah seperti limbahpangkalpinang.id, sebagai bentuk nyata sinergi sektor usaha dan publik.

Eka Mulya Putra: “Sampah Bukan Beban, Tapi Potensi Pendapatan Daerah”

Dalam sesi tersebut, H. Eka Mulya Putra, S.E., M.Si., calon wali kota dari jalur independen Paslon MERDEKA, hadir sebagai calon pertama yang diundang dalam forum ini. Ia menyampaikan pandangan visioner bahwa selama pemimpin masih menganggap sampah hanya sebagai masalah, maka tidak akan pernah lahir solusi sejati.

“Kalau seorang pemimpin masih menganggap sampah sebagai sumber masalah, bukan sebagai potensi pendapatan, maka selamanya tidak akan ada solusi,” tegas Eka di hadapan peserta diskusi.

Eka memaparkan strategi yang telah dirancang oleh Tim MERDEKA untuk transformasi pengelolaan sampah secara menyeluruh, meliputi:

1. Hulu: Edukasi & Pemilahan Sampah Rumah Tangga

Membangun budaya memilah sampah dari rumah tangga adalah pondasi utama. Ini akan didorong lewat kader lingkungan, edukasi di sekolah, dan insentif berbasis komunitas.

2. Penguatan Ekosistem Bank Sampah

Bank Sampah akan diperluas dan disinergikan dengan koperasi serta pelaku UMKM daur ulang. “Ini tidak hanya mengurangi sampah, tapi memberi nilai tambah ekonomi ke masyarakat,” kata Eka.

3. Hilir: Teknologi Pemrosesan & Pemusnahan Modern

Eka mengungkapkan bahwa ia telah belajar langsung dari berbagai kota dan negara—dari Bandung, Tangerang Selatan, hingga Singapura—yang telah berhasil mengelola sampah menjadi energi dan sumber pendapatan daerah.

Apresiasi untuk HIPMI: Energi Perubahan dari Generasi Muda

Diskusi ini mendapat apresiasi tinggi dari Eka, yang menilai langkah HIPMI sebagai wujud tanggung jawab sosial dan keberanian generasi muda untuk menyentuh isu-isu konkrit yang menyangkut kehidupan masyarakat sehari-hari.

“Saya angkat topi untuk HIPMI Pangkalpinang. Anak-anak muda seperti kalian adalah energi perubahan. Diskusi ini bukan seremonial, tapi menyentuh langsung masalah yang kita hadapi bersama,” ungkap Eka dalam sambutannya.

MERDEKA Dorong Kolaborasi Lintas Sektor

Eka juga menyampaikan komitmen MERDEKA untuk membuka ruang kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Baginya, masalah sampah bukan hanya tanggung jawab dinas kebersihan, tetapi tugas kolektif seluruh elemen kota.

Acara “Ruang Diskusi” ini menjadi tonggak penting: generasi muda, dunia usaha, dan calon pemimpin bersatu dalam ruang gagasan yang membangun. Jika ini dilanjutkan dengan aksi nyata, maka masa depan Pangkalpinang yang bersih, sehat, dan produktif bukan lagi sekadar impian.

#HIPMIuntukLingkungan
#MERDEKA2025
#SampahJadiBerkah